Rabu, 24 November 2010

menyesuaikan diri dengan lingkungan

Manusia sejak lahir telah dihadapkan dengan lingkungan, yang menjadi sumber stres. Cara-cara yang dilakukan untuk menghadapi lingkungan (stress) beranekaragam, dan keberhasilan dalam penyesuaian diri pun beranekaragam. Bagi mereka yang berhasil menyesuaikan diri, maka akan dapat hidup dengan harmonis, tetapi bagi mereka yang gagal akan mengalami maladjustment yang ditandai dengan perilaku menyimpang dan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di lingkungan atau gangguan yang lain (psikotik, neurotik, psikopatik). Stres terjadi apabila seseorang mengalami tekanan (pressure) dari lingkungan atau ia mengalami hambatan dalam memenuhi kebutuhannya yang mengakibatkan frustrasi dan ia tidak mampu mengatasinya. Dalam menghadapi stres ini akan sangat dipengaruhi oleh individu yang bersangkutan, bagaimana kepribadiannya, persepsinya, dan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah.


Tindak kriminal, penyalahgunaan obat-obatan dan narkotika adalah contoh dari kegagalan dalam penyesuaian diri terhadap tekanan dan frustrasi yang dialami dari lingkungan. Karena tuntutan dari kemiskinan yang dideritanya, seorang individu mampu melakukan tindak kriminal seperti menodong, mencuri, bahkan membunuh. Begitu pula dengan perubahan yang dialami oleh seseorang dalam lingkungannya, perubahan tersebut akan menjadi sumber stres, dan ia dituntut untuk menyesuaikan diri sehingga terbentuk kembali keharmonisan antara kebutuhan dirinya dan tuntutan lingkungan.

Penyesuaian diri yang baik (good adjustment) adalah apabila seseorang menampilkan respon yang matang, efisien, memuaskan, dan wholesome. Yang dimaksud dengan respon yang efisien adalah respon yang hasilnya sesuai dengan harapan tanpa membuang banyak energi, waktu atau sejumlah kesalahan. Wholesome maksudnya adalah respon yang ditampilkan adalah sesuai dengan kodrat manusia, dalam hubungannya dengan sesama manusia, dan hubungannya dengan Tuhan.

Penyesuaian diri bersifat relatif, karena tidak ada orang yang mampu menyesuaikan diri secara sempurna. Alasan pertama penyesuaian diri bersifat relatif adalah melibatkan kapasitas seseorang dalam mengatasi tuntutan dari dalam dan dari lingkungan. Kapasitas ini bervariasi antara setiap orang, karena berkaitan dengan kepribadian dan tingkat perkembangan seseorang. Kedua adalah karena kualitas penyesuaian diri bervariasi antara satu masyarakat atau budaya dengan masyarakat atau budaya lainnya. Dan terakhir adalah karena adanya perbedaan-perbedaan pada setiap individu, setiap orang mengalami masa naik dan turun dalam penyesuaian diri



sumber : http://wal-ashri.blogspot.com/2009/05/penyesuaian-diri.html

konsep diri

Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.

Konsep-diri memiliki tiga dimensi, yaitu:
1. Pengetahuan tentang diri anda
Adalah informasi yang anda miliki tentang diri anda. Misalkan jenis kelamin, penampilan, dan sebagainya.
2. Pengharapan bagi anda
Adalah gagasan anda tentang kemungkinan menjadi apa kelak.
3. Penilaian terhadap diri anda
Adalah pengukuran anda tentang keadaan anda dibandingkan dengan apa yang menurut anda dapat dan seharusnya terjadi pada diri anda. Hasil pengukuran tersebut adalah rasa harga diri.
Konsep-diri memiliki dua kecondongan, yaitu:
1. Konsep-diri NEGATIF
2. Konsep-diri POSITIF


Sumber: http://www.a741k.web44.net/KENALI%20KONSEP.htm

TOPIK

Pengertian topik :
Topik adalah bagian dari karangan dimana mencakup secara keseluruhan dari isi karangan yang akan disampaikan kepada pembaca. Oleh karena itu topik juga harus memenuhi syarat-syarat yang baik agar topik tersebut memenuhi criteria yang baik untuk sebuah karangan. Topik sering kali disebut juga sebagai judul.
Dalam pembuatan sebuah karangan tentunya harus memiliki sebuah judul. Dimana judul tersebut m,mencakup secara keseluruhan dari karangan yang ingin disampaikan oleh penulis. Oleh karena itu judul harus dipilih dengan baik dan memiliki syarat-syarat yang baik untuk dijadikan judul.
Syarat judul/topik yang baik :
- Judul harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.
- judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.
- Judul harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.
- Judul tidak provokatif.
- Judul harus singkat dan padat,
- Judul harus dapat menarik perhatian, serta menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.
Pembatasan Topik
Penulis harus memilih topik yang tepat untuk karangannya. Agar dapat diminati dan disukai oleh pembacanya. Penulis pun harus membatasi topik yang akan digunakannya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk dipakai, sehingga tulisannya dapat terfokus.
Untuk melakukan pembatasan terhadap topik dapat dilakukan beberapa hal, seperti dibawah ini:
1. Topik sebaiknya diletakkan pada bagian tengah atas.
2. Dengan melakukan pembatasan terhadap topik, berarti penulis mengetahui benar maksud dari topik yang diambilnya itu.
3. Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.

Selasa, 16 November 2010

Pola Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yakni:
1. Kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan penjelas.
2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas kedalam gagasan-gagasan penjelas.
Gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai, antara lain ditentukan oleh gagasan atau masalah yang hendak dikemukakan. Misalnya, apabila gagasan yang hendak disampaikan itu berupa urutan peristiwa, maka pola pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola kronologis (naratif) atau proses (eksposisi). Lain lagi apabila masalahnya itu mengenai sebab-akibat suatu kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi, Argumentasi). Pilihan pola pengembangan ditentukan pula oleh pandangan penulis itu sendiri terhadap masalah yang hendak disampaikannya.
Sumber : http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/pola-pengembangan-paragraf/

Paragraf Narasi

Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga unsur utama yaitu tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau waktu.
Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf narasi terbagi ke dalam dua jenis, yakni narasi fiksi dan narasi nonfiksi.
Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif.
Narasi fiksi disebut juga narasi sugestif.
Contohnya: novel dan cerpen.
Narasi nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual, suatu yang ada dan benar-benar terjadi.
Narasi ini disebut juga narasi ekspositori.
Contohnya biografi dan laporan perjalanan.
Perbedaan yang lebih jelas antara narasi fiktif dan nonfiktif adalah sebagai berikut:
Narasi Fiksi
1.Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat sebagai sarana rekreasi rohaniah.
2.Menggugah majinasi.
3.Penalaran difungsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu dapat diabaikan.
4.Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan konotasi.
Narasi Nonfiksi
1.menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.
2.memperluas pengetahuan atau wawasan.
3.Penalaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan rasional.
4.Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan makna denotasi.


SUMBER :
http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/pola-pengembangan-paragraf/

Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek. Dari paragraf Jenis ini diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan, paragraf eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraf eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab dan akibat, serta ilustrasi.
a. Pola Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2) penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3) penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh prose dengan jelas.
b. Pola Sebab Akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dngan menggunakan sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal.
c. Pola Ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrsi konkrit. Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrsi tersebut dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini pengamatan-pengamatan pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.


SUMBER :
http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/pola-pengembangan-paragraf/

Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Pola pengembangan paragraf deskripsi, antara lain, meliputi pola pengembangan spasial dan pola sudut pandang.
a. Pola Spansial
Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas ruang dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografi (misalnya: dari barat ke timur atau dari utara ke selatan). Deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir, penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari siang, sore, hingga malam hari.
b. Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut pandang tidak sama dengan pola spansial. Dalam pola ini penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap objek yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan sesuatu tempat atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil sebuah posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan berurutan, ia menggambarkan benda demi benda yang terdapat dalam tempat itu, yakni mulai dari yang terdekat kepada yang terjauh.


SUMBER :
http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/pola-pengembangan-paragraf/

Paragraf Argumentasi

Argumentasi bermakna ‘alasan’. Argumentasi berarti pemberian alasan yang kuat dan meyakinkan. Dengan demikian, paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Alasan-alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar mereka menyetujui pendapat, sikap atau keyakinan.
Dalam beberapa hal memang terdapat beberapa persamaan antara paragraf-paragraf eksposisi, yang telah kita pelajari terdahulu, dengan paragraf argumentasi. Persamaan tersebut, antara lain bahwa kedua jenis paragraf tersebut sama-sama memerlukan data dan fakta yang meyakinkan. Namun demikian, terdapat pula perbedaan yang mencolok antara keduanya.
Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan antara paragraph eksposisi dan argumentasi adalah sebagai berikut.
a. persamaan
1) Argumentasi dan eksposisi sama-sama menjelaskan pendapat, gagasan dan keyakinan kita.

2) Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan fakta yang diperkuat atau dipenjelas dengan angka, peta, grafik, diagram, gambar, dan lain-lainnya.

3) Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan analisis dan sintesis dalam pembahasannya.

4) Argumentasi dan eksposisis sama-sama menggali idenya dari:
a) pengalaman,
b) pengamatan dan penelitian,
c) sikap dan keyakinan.
b. Perbedaan
1) Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Argumentasi bertujuan untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap dan keyakinan kita benar.

2) Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan sesuatu yang kita kemukakan. Argumentasi memberi contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar.
3) Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.

4) Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.


SUMBER :
http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/pola-pengembangan-paragraf/

kerangka karangan / outline

Definisi Kerangka karangan
Kerangka karangan merupakan rancangan pembuatan karangan yang berbentuk kalimat-kalimat. Kerangka karangan biasanya hanya terdiri dari satu kalimat saja, karena kerangka karanganadalah inti dari sebuah paragraf, dimana nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah paragraf. Kerangka karangan harus dibuat secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

Manfaat kerangka karangan
Manfaat kerangka karangan antara lain :
- Bermanfaat untuk membantu penyusunan sebuah karangan agar menjadi teratur dan terarah.
- Mempermudah penulis untuk menentukan klimaks dari sebuah karangan.
- Membantu penulis untuk mencari bahan pembuatan kalimat pengembang kerangka karangan tersebut. Dsb…

Macam – macam pola susunan kerangka karangan
1. Pola alamiah
Susunan kerangka karangan secara urutan kronologis keadaan sebenarnya (yang nyata di alam).

Susunan alamiah ini dapat dibagi menjadi tiga bagian :

a. Berdasarkan urutan ruang, contoh :
Topic : kemacetan
Tema : lokasi rawan kemacetan
Tujuan : untuk mengetahui lokasi terjadi kemacetan

b. Berdasakan urutan urutan waktu, contoh :
Topic : budaya
Tema : perkembangan budaya dari waktu ke waktu
Tujuan : untuk mengetahui perkembangan budaya

c. Berdasarkan urutan topic yang ada, contoh :
Topic : korupsi
Tema : kasus korupsi yang terjadi di Indonesia
Tujuan : untuk mengetahui sebab dan akibat kasus korupsi di Indonesia

2. Pola logis
Susunan kerangka karangan berdasarkan urutan yang masuk akal dan dapat dimengerti oleh setiap pembaca.

Susunan secara logis ini terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain :

a. Klimaks – anti klimaks
Kerangka karangan yang awalnya merupakan puncak dari inti karangan, dan semakin keakhir, semakin tidak klimaks (hanya berisi kalimat penjelas).

b. Umum – khusus
Kerangka karangan yang awalnya hanya berisi kalimat penjelas dan semakin keakhir, semakin menuju inti dari karangan tersebut.

c. Sebab – akibat
Kerangka karangan yang berisi sebab dan akibat dari suatu hal yang dibicarakan dalam karangan tersebut.

d. Proses
Kerangka karangan yang berisi langkah – langkah (proses).

e. Dll…

syarat judul

Dalam pembuatan sebuah karangan tentunya harus memiliki sebuah judul. Dimana judul tersebut m,mencakup secara keseluruhan dari karangan yang ingin disampaikan oleh penulis. Oleh karena itu judul harus dipilih dengan baik dan memiliki syarat-syarat yang baik untuk dijadikan judul.
Syarat judul yang baik :
- Judul harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.
- judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.
- Judul harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.
- Judul tidak provokatif.
- Judul harus singkat dan padat,
- Judul harus dapat menarik perhatian, serta menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.

Minggu, 14 November 2010

PERSUASI

Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.

Langkah menyusun persuasi:

1.Menentukan topik/tema
2.Merumuskan tujuan
3.Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4.Menyusun kerangka karangan
5.Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi



SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan

ARGUMENTASI

Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/kesimpulan dengan data/fakta sebagai alasan/bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.

Langkah menyusun argumentasi:

1.Menentukan topik/tema
2.Menetapkan tujuan
3.Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4.Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
5.Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi



SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan

EKSPOSISI

Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.

Langkah menyusun eksposisi:

Menentukan topik/tema
Menetapkan tujuan
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.



SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan

DESKRIPSI

Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.

Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:

menggambarkan atau melukiskan sesuatu,
penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera,
membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Pola pengembangan paragraf deskripsi:

Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
Langkah menyusun deskripsi:

1.Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
2.Tentukan tujuan
3.Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan
4.Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan)
5.Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan



SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan

NARASI

Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.

Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.

Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.

Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.

Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.

Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi adik simba.[rujukan?]

1.(What) Apa yang akan diceritakan,
2.(Where) Di mana seting/lokasi ceritanya,
3.(When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung,
4.(Who) Siapa pelaku ceritanya,
5.(Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan
6.(How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.


SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan

Senin, 08 November 2010

kalimat efektif

Kalimat efektif adalah suatu kalimat yang dapat menimbulkan gagasan pada pemikiran pendengar atau pembaca, sehingga pembaca atau pendengar dapat memahami isi / makna dari kalimat tersebut. Suatu kalimat yang bersifat efektik akan mempermudah kecepatan daya tangkap untuk mengetahui pengertian dari kalimat yang disampaikan.
Kalimat efektif memiliki cirri-ciri yang dapat membedakannya dengan kalimat lain, misalnya saja:
- Kesepadanan struktur kalimat
- Keparalelan bentuk dari kalimat
- Ketegasan makna / arti
- Kehematan kata dalam suatu kalimat
- Kecermatan penalaran
- Perpaduan kata
- Penyimpulan suatu gagasan
- Kelogisan bahasa yang digunakan

Syarat – syarat kalimat efektif :
- Koherensi :
Suatu kalimat efektif harus memiliki unsur koherensi yaitu perpaduan antar kata yang digunakan untuk membentuk suatu kalimat yang efektif.
Suatu kalimat dikatakan memenuhi unsur koherensi bila terdapat, subjek, predikat, objek dan keterangan didalam kalimat tersebut.

Contoh kalimat efektif yang salah :
“Atas perhatian semua saudara-saudari, saya ucapkan terima kasih.”
Kalimat diatas salah maka seharusnya :
“Atas perhatian saudara-saudari, saya ucapkan terima kasih.”


- Keparalelan :
Kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat efektif dapat diartikan sebagai keparalelan kalimat. Yang berarti kalimat pertama dengan kalimat kedua memiliki penggunaan frase yang sama. Misalnya, apabila kalimat pertama menggunakan imbuhan di- maka kalimat kedua juga harus menggunakan imbuhan di-.

Contoh kalimat yang salah :
“Rak buku itu harus segera dirapikan, dibereskan, dan dilakukan pembersihan.”
Kalimat yang benar :
“Rak buku itu harus segera dirapikan, dibereskan, dan dibersihkan.”

- Kehematan :
Penggunaan jumlah kata dalam membuat suatu kalimat harus diperhatikan. Karena kalimat efektif adalah kalimat yang padat dan jelas, sehingga tidak perlu digunakan kata-kata yang tidak penting didalamnya. Karena hanya akan memperluas penyampaian kalimat yang ingin disampaikan, dapa disebutkan sebagai kata yang tidak memiliki pengaruh apa-apa dalam kalimat yang disampaikan maknanya. Misalnya pemakaian persamaan kata dalam satu kalimat itu harus dihindari, dan pengulangan penyebutan subjek.

Contoh kalimat yang salah :
“Kepasa seluruh hadirin sekalian silahkan menikmati hidangan yang disediakan.”
Kalimat yang benar :
“Kepasa hadirin sekalian silahkan menikmati hidangan yang disediakan.”
- Penekanan :
Kalimat yang akan disampaikan diperlukan penekanan intonasi agar para pendengar atau pembaca tidak salah mengartikan suatu kata yang digunakan.

- Kevariasian :
Kevariasian yang digunakan dalam kalimat memiliki kemungkinan untuk memulai suatu kalimat demi efektifitas yaitu pembukaan kalimat dengan menggunakan frase-frase bahasa.



tugas 5

kalimat

Kalimat merupakan kumpulan kata yang saling berhubungan, dimana kalimat tersebut akan memberikan suatu maakna / arti. Kalimat harus memiliki intonasi dalam penyampaiannya, agar pendengar tidak salah mengartikannya. Karena dalam satu kata dapat memiliki penulisan yang sama tetapi intonasi pembacaannya berbeda. Dalam pembuatan suatu kalimat yang baik dan benar sesuai dengan kamus bahasa Indonesia, maka dalam kalimat harus memiliki unsur-unsur untuk menyempurnakan kalimat tersebut. Unsur-unsur utama dalam suatu kalimat pada dasarnya terdiri dari subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Dapat dijelaskan satu persatu, dibawah ini.

Pola kalimat :








UNSUR – UNSUR POKOK KALIMAT :

• Subjek (S) merupakan unsur pokok dalam suatu kalimat. Yang pada awalnya diletakkan diawal kalimat (disamping sebelum predikat). Namun subjek ini dapat diletakkan dimana saja untuk memperjelas suatu kalimat. Subjek dapat dicirikan misalnya untuk menjawab pertanyaan (apa dan siapa), subjek juga dapat berupa kata benda yang tidak didahului oleh preposisi.

• Predikat (P) merupakan unsur pokok dalam suatu kalimat yang diletakkan disamping sesudah subjek. Predikat berfungsi untuk menjawab pertanyaan( mengapa dan bagaimana). Predikat juga dapat berfungsi untuk menyatakan pernyataan atau perintah dan pertanyaan. Predikat dapat disertai dengan kata (adalah dan merupakan), predikat juga dapat disertai dengan kata keterangan aspek dan modalitas, predikat dapat didahului dengan kata (yang) . predikat dapat diartikan menjadi kata benda(frase nominal), kata kerja (frase verbal), kata sifat (frase adjectival), kata bilangan (frase numeric), kata depan (frase prepossisional).

• Objek (O) merupakan unsur pokok dalam suatu kalimat yang diletakkan disamping setelah predikat. Yang berfungsi untuk melengkapi pengertian dari sebuah predikat yang menerangkan kata kerja transitif.

• Pelengkap (Pel) merupakan unsur pokok dalam suatu kalimat yang diletakkan disamping setelah objek. Yang memiliki kesamaan fungsi dengan objek tetapi ditambahkan untuk melengkapi suatu kalimat agar lebih mudah dimengerti.

• Keterangan (Ket) merupakan unsur pokok dalam suatu kalimat yang diletakkan disamping setelah pelengkap. Yang berfungsi untuk menjelaskan suatu informasi yang nyata dari kalimat. Misalnnya saja untuk menjelaskan suatu tempat, waktu, kejadian, dan keterangan lainnya.


Contoh kalimat :

1. Indah memiliki rambut yang berkilau.
S P O Pel Ket

2. Kami tidur pukul 9.00 malam.
S P Ket.Waktu

3. Buku itu tebal sekali.
S Ket.Sifat



tugas 4

alinea

Pengertian alinea :
Alinea sering juga disebut sebagai paragraph. Paragraph/alinea merupakan sekumpulan kalimat yang memiliki satu gagasan atau ide pokok. Dimana antara kalimat yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan untuk menghasilkan suatu gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain. Biasanya dalam sebuah paragraph terdapat lima kalimat atau lebih. Tetapi sebaiknya tidak terlalu banyak karena akan mempersulit orang yang mendengar atau membacanyanya. Karena terlalu panjang sehingga melekahkan untuk dibaca atau didengar.
Suatu paragraph memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Misalnya dalam sebuah paragraph terdapat 5 buah kalimat. Dimana satu kalimatnya merupakan kalimat utama, sedangkan 4 kalimat lainnya adalah kalimat penjelas. Kalimat penjelas digunakan untuk menjelaskan kalimat utama. Dan kalimat utama merupakan inti dari satu paragraph tersebut.
Paragraph yang baik tentu memiliki 2 komponen utama yaitu :
1. kesatuan paragraf :
kesatuan paragraf, yang berarti kalimat – kalimat yang membentuk suatu paragraph harus saling berkaitan untuk menghasilkan suatu ide pokok dalam paragraph tersebut. Kalimat yang terdapat dalam satu paragraph harus benar-benar dicermati agar tidak ada kalimat yang menyimpang dari inti paragraph.

2. keterpaduan paragraf :
keterpaduan paragraf, yang berarti penyusunan kalimat dalam suatu paragraf saling berpadu agar tidak menyimpang dari hal ayng akan disampaikan. Agar paragraf menjadi padu maka digunakan pengait yaitu; ungkapan penghubung transisi antara lain hubungan tambahan, hubungan pertentangan, hubungan perbandingan, hubungan akibat, hubungan tujuan, hubungan singkatan, hubungan waktu dan tempat; kata ganti ada 2 macam yaitu, kata ganti orang dan kata ganti yang lain ; kata kunci.

Jenis – jenis paragraf :
- jenis paragraf berdasarkan sifat:
1. paragraf pembuka yaitu paragraf yang mempunyai gagasan pokok dalam pembukaan suatu cerita. Paragraf pembuka harus mamiliki isi yang menarik, agar pembaca berminat untuk membaca lebih lanjut.
2. Paragraf penghubung yaitu paragraf yang terdapat diantara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Paragraf penghubung ini merupakan inti dari sebuah cerita yang terdiri dari beberapa paragraf. Dimana terdapat masalah dan solusi. Pada paragraf penghubung ini terdapat beberapa jenis yaitu, deskritif yang menerangkan keterangan dari hal yang akan disampaikan biasanya berisi tentang latar tempat, waktu, dan sebagainya. Paragraf naratif berisi tentang penceritaan secara detail seperti biodata seseorang atau sebagainya. Eksposisi berarti berisi tentnag pengetahuan misalnya tentang proses pembuatan jenis makanan atau adonan kue.
3. Paragraf penutup yaitu paragraf yang berisi tentang kesimpulan dari masalah dan solusi yang disampaikan dalam paragraf penghubung. Dalam paragraf penghubung juga terdapat pendapat atau saran dari penulis kepada pembaca mengenai hal yang dibicarakan sebelumnya.
Paragraf penutup sebaiknya tidak terlalu panjang karena hanya sebagai penutup dari hasil yang telah diceritakan.
- jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama :
1. paragraf deduktif yaitu paragraf yang memiliki letak kalimat utama atau gagasan pokok pada awal paragraf. Dan memiliki kalimat penjelas setelah kalimat utama. Tetapi kalimat penjelas itu tetap berhubungan atau menjelaskan tentang kalimat utama.
2. paragraf induktif yaitu paragraf yang memiliki letak kalimat utama pada akhir paragraf. Sedangkan kalimat penjelasnya terdapat pada awal paragraf .
3. paragraf gabungan atau campuran yaitu paragraf yang memiliki 2 kalimat utama. Kalimat utamanya terletak pada awal dan akhir paragraf. Sehingga kalimat penjelasnya terdapat pada tengah-tengah antara awal dan akhir paragraf tadi.
4. paragraf tanpa kalimat utama yaitu paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Jadi seluruh kalimat dalam paragraf tersebut merupakan kalimat penjelas saja. Retapi tetap saling berhubungan. Paragraf ini sering ditemukan pada paragraf eksposisi dan deskripsi.
Pola pengembangan paragraf :
- pertentangan
pengembangan paragraf dengan cara pengembangan biasanya menggunakan kata “dengan ini, dengan halnya, dan sebagainya”.
- Perbandingan
pengembangan paragraf dengan cara pengembangan biasanya menggunakan kata “seperti halnya, sedemikian juga, sama dengan, dan sebagainya”
- Analogi
pengembangan paragraf dengan cara pengembangan biasanya menggunakan objek yang menjelaskan objek lain yang memiliki kesamaan.
- menggunakan contoh-contoh
pengembangan paragraf dengan cara pengembangan biasanya menggunakan contoh – contoh untuk lebih memperjelas hal ayng ingin disampaikan.
- sebab-akibat
pengembangan paragraf dengan cara pengembangan biasanya menggunakan kata akibatnya, padahal, oleh karena itu dan karena.
- akibat-sebab
merupakan kebalikan dari sebab-akibat.
- Definisi
pengembangan paragraf dengan cara pengembangan biasanya menggunakan kata benda pada awal paragraf.
- Klasifikasi
pengembangan paragraf dengan cara pengembangan biasanya menggunakan dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
- klimaks dan anti-klimaks
pengembangan paragraf dengan memiliki Gagasan utama yang mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya.
- Proses
pengembangan paragraf dengan Proses merupakan urutan dari suatu tindakan untuk menciptakan sesuatu atau urutan dari suatu peristiwa.
- batasan objek
pengembangan paragraf yang berisi Untuk menjelaskan pengetahuan yang dimiliki penulis. Penulis dapat menyertakan ilustrasi-ilustrasi yang nyata (kongkret).
- umum khusus
pengembangan paragraf dengan dengan pikiran pokok kemudian diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas



tugas 6